putih susu kulitmu
merah strawberi bibirmu
kau langit dan bumi
berlapis aneka
menumbuhkan pepohonan dan bunga
bintang-bintang dan mega
awan putih dan gelap
hujan angin gelora
badai hasrat
dan kilat petir kebalau membentang
sepanjang usia
Layak kebenaran sejati
butuh menempuh maqam-maqam
untuk tiba di puncak kemakrifatan
manunggaling sira ingsun
Saat tiba di altar hakikatmu
aku lebur tiada
kesunyataan nyata
Di sini kukabarkan yang tak terkata, terbaca
edelweis yang bukan e-d-e-l-w-e-i-s
Syukur terhatur
pada anugrah kuberebah
di ladang rasa benak jiwa
kita atau
kau atau
aku atau
dia atau
Sang Sejati
mengimplan satu ide sederhana
terus mengembang di ruang hampa.
kusimpan sebagai bara
menyala dalam dada
takkan salah kegelapan
tak juga keliru kesesatan
karena pelita telah kugengam.
Bibirmu dan bibirku bertemu
sekali untuk selamanya
menyala.
Ruang Asap, KPU, 21 Oktober 2014