Tiap maghrib dengan sopan
menghidangkan secangkir kopi hitam bernama malam
Pekat malam sehitam kopi di gelasku
Sering kuoploskan lelah di adukannya
Kadang kutumpahkan karena luapnya luka, duka pula cinta
Mungkin juga harta benda
Uh ekonomi
Nyaman saja tiap secangkir malam hitam tiba
Kepul polusi beriring asap rokok
Tak mampu kujelantrahkan
Ingin tutup telinga tutup mata
Tak tega
dengar jerit teriak subuh
Khawatir tanpa dasar
Malam hitam harus kusiramkan di wajah timur
Demi tumbuh mega-mega
yang mudah layu
Bingung menangis sedu
Tak kuasa tatap cahaya
Mesti terima panggang mentari
Walau sakit coba nikmati
Biar kulawan sinarnya
mendidih darahku
cipta kopi senja
0 komentar:
Posting Komentar