Tidak juga mengharapmu 
Terbukti dengan tak peduli 
meski lelana kata melakonkan bisiknya 
menyusup kuping-kuping ‘kepo’ yang tiada harap sensasi 
hanya pengisi kesenjangan antar pribadi 
tiada pula menghakimi
selain kadar membalutku dengan gunjingan
selain kadar membalutku dengan gunjingan
membuatmu merasa tereksekusi, terusik 
kau berharap pergi
perkenalan dulu bencana buatmu 
getah pisang di baju putih 
simbol pengabdian duka atas kemerdekaan semu
Kau tak punya satu bukti pun
selebih peristiwa paling ‘dhaif’ serta puluhan saksi ragu 
dan para para ‘rawi’ iseng pecanda 
pengolok-olok santai 
kemudian mengasihimu 
karena merasa dikorbankan kobaran malam 
yang meledak-ledak di langit awal putaran surya 
Kalau memang kau ku trisna
jangan kira pada ‘bondol’ rambut dan aduhai tubuh yang
diidam si Kacau berkutu
Bila cinta kusebut pas
sebelum namamu tertulis
sebelum namamu tertulis
maka mengacu perempuan ayu di sanggar khayal
Bukan padamu, walau kudu diakui 
kaulah pemicu
terciptanya bayangan mulia yang kutentukan
terciptanya bayangan mulia yang kutentukan
Suguhkan pipimu di mukaku
Kepalan ini telah mekar siap menampar menyadarkanmu
Masih Kamar Instalasi, Legoso, 30 Agustus 2013 

0 komentar:
Posting Komentar