Kuangkat kaki berlunjur di atas kursi di depanku.
Kuijinkan kakimu bertumpu menimpa pergelangan kakiku.
Kita bercerita tentang dunia paralel.
Kau bukan pecinta kopi hitamku, tapi caffelate caramel.
Kukira awal, ternyata akhir.
Kakiku terkilir.
Dari kubang kekegelapan temaram pelita berkedip di kejauhan Sinar suci yang tak boleh bersentuhan kehinaan Pasca mandi cahaya foton tersambu...
0 komentar:
Posting Komentar