Begitulah, masa pacaran Adi dan Nova tak selalu dibarengi kesamaan dan kesetaraan. Banyak perbedaan yang sering berbenturan. Tapi bagi dua pejalan asmara, itu adalah bumbu penyedap rasa cinta. Ketimpangan yang agak mencolok, terdapat pada motivasi serta visi misi pacaran, Nova menganggap dan sangat berharap jalinan kasih mereka berbuah pelaminan. Sementara Adi masih merasa bahwa hubungan mereka hanyalah sementara. Ia hanya tak mau masa mudanya dilewati tanpa romantika cinta.
Di samping itu meski Adi lebih tua umurnya, tapi jenjang pendidikan Nova lebih tinggi. SMA, sembari mengabdi/mengajar di almamaternya, Nova kuliah D3. Sedang Adi masih nganggur setahun, dalam arti belum nerusin kuliah pasca lulus. Baru tahun berikutnya ia memutuskan hijrah ke Jakarta, kuliah di Jurusan Perbankan Syariah UIN Jakarta.
Satu minggu menjelang keberangkatan ke Jakarta, di sebuah kafe tempat biasa Nova dan Adi menghabiskan waktu pacaran, Adi memutuskan tali cinta secara sepihak. Alasannya sudah pasti, mau kuliah ke Jakarta. Itu doang. Tentu saja Nova tak bersedia putus. Menurut Nova itu bukan alasan yang rasional. Jarak tak bisa memisahkan cinta. Seketika itu pula Nova menangis sendu, memohon Adi agar mengurungkan niat pemutusannya. Adi tetap keukeuh. Sambil menahan rasa malu dan tak enak pada pengunjug sekitar karena tangisan Nova yang begitu keras, Adi menarik tangan kekasihnya dan mengajak keluar kafe dengan penuh rasa bersalah. Puluhan tatap mata yang membidik mereka tak dihiraukannya.
Motor segera tancap gas. Sampai di sebuah halte, kurang lebih berjarak 1KM dari kafe, Adi berhenti. Tangis Nova belum surut. Adi coba menghentikan isakan Nova. Tapi tak berhasil. Selanjutnya Nova berlari pergi menghampiri sebuah angkot sambil mengucap kata, "Sampai kapanpun, Aa Adi tetap pacar Nova. Nova tak mau menikah kecuali sama Aa Adi. Aku akan menunggu Aa Adi sampai kapan pun.
Enam hari berikutnya pra keberangkatan Adi ke Jakarta, Nova selalu datang ke rumah Adi. Saking seringnya Nova menemui Adi dan terlihat tak mau kehilangan cowoknya itu, ayah Adi sampai bertanya, "Sudah kamu apain aja cewek ini, sampai begitunya ia tak mau lepas dari Adi?" Dalam kesempatan enam hari itu pula Nova mengutarakan bahwa tak masalah di Jakarta Adi selingkuh atau punya pacar lagi. Asal Nova jangan diputusin. Dan kelak akan kembali lagi pada Nova. Adi tak komentar.
Sampai di Jakarta, memasuki hari kuliahnya Adi sengaja tak pernah menghubungi Nova. Tapi wanita itu hampir tiap hari menelepon dan sms ke Adi. Meski respon Adi tak bersahabat, Nova tetap setia. Beberapa bulan kemudian, Adi ganti nomor HP agar Nova tak menghubunginya. Namun Nova selalu mencari tahu seputar keberadaan Adi. Ia sering bertandang ke rumah orang tua Adi. Ia juga tetap menjalin komunikasi dengan teman-teman Adi.
Kehidupan Adi di Jakarta nyaris datar-datar saja. Selain kuliah, kesibukannya hanya bermain musik. itu hobinya. Bersama teman satu alumni pesantrennya, ia membentuk sebuah band. Rute pola hidupnya berputar antara kelas, gitar dan kamar kostnya. Itu saja. Hingga sampai pada suatu senja dalam jarak setahun berikutnya, HP Adi berdering. Dilihatnya nomor asing berkelap-kelip dilayar HP.
"halo, assalmualaikum," sapa Adi.
"Wa'alaikum salam wr. wb. ini benar dengan kak Adi?" tanya Nova.
"Iya benar, ni siapa ya?"
"Ini Nova kak."
"Nova, yang mana ya? fakultas apa? anak UIN bukan?"
"Ya ampun Nova pacar kak Adi, gimana sih sampai lupa."
"oh Nova, apa kabar? Sekarang udah lulus kan? Kerja dimana?"
" Ngajar di SMA 2 Kak."
"Tau nomor kakak dari siapa?"
"Dari papa kak Adi. Kak, ada yang mau Nova obrolin nih."
"Soal apa?"
"Begini kak, Nova dilamar sama orang, sama PNS juga."
"Baguslah, terus apa masalahnya, nikah ya tinggal nikah aja," kata Adi sedikit lembut.
"Tapi Novanya nikah sama kak Adi doang"
Sejenak sunyi. hanya suara desisan dalam HP yang terdengar. Adi bingung harus berkata apalagi tuk meyakinkan bahwa dirinya telah menutup hati untuk Nova. Akhirnya Novalah yang memecah kesunyian itu, "gimana kak? kakak mau kan nikah sama Nova?"
"Nova, kakak kan udah bilang jangan mikirin kakak lagi. ya sudah terima saja lamaran itu, Nova nikah aja."
"Nggak mau, maunya sama kak Adi saja, titik."
"Eh, Nov, sebenarnya kenapa sih? apa yang Nova harapkan dari kakak?"
"Nova nggak ngarepin apa-apa, cinta Nova cuma buat kak Adi."
"Nova..., kak Adi ini tak seperti yang Nova kira, kakak ini pemabuk, suka maen cewek, cewek yang gak bener lagi. Mang mau Nova nikah sama pemabok dan pezina seperti kakak?"
"Gak pa pa, mang kenapa. Nova mau menerima kakak apapun adanya. Meski kak Adi telah menjadi bekas sepuluh wanita atau berapa pun, Nova tetap mau menerima kakak," tegas Nova.
Adi bingung, tak mampu berkata apa-apa lagi. Dalam hati hanya terpikir, "Gila nih perempuan."
Tak lama, Nova pun bersuara, "Kak Adi, aku tuh kalau melihat HP selalu ingat kakak."
"Mang ada apa dengan HP?" tanya Adi.
"Masih inget nggak waktu kita jalan-jalan, terus baterei HP Nova lowbat?"
"Oh ya, yang terus aa belikan baterei itu?"
"Iya A, sampai kapanpun, HP ini nggak akan Nova jual. Kalaupun terpaksa harus dijual, tapi baterainya akan tetap Nova simpan."
Obrolan pun mengarah pada masa lalu. Berdua hanyut dalam kubangan memory, yang bagi Nova, begitu indah. Tapi tak terlalu indah bagi Adi. Ia tak mau mengingat-ingat lagi masa-masa itu, sebab hanya akan membangkitkan rasa bersalahnya.
Beberapa minggu setelah kejadian ini, Adi ganti nomor HP lagi. Sudah tau kan apa maksudnya, agar Nova tak menghubungi dia. Lima bulan berlalu, Nova kembali mendapatkan nomor baru Adi, serta mengutarakan hal yang hampir serupa dengan sebelumnya. Bedanya ia mendapatkan nomor ini dari Syaikhu, teman lama Adi dan Nova. Dalam kesempatan ini, Nova kembali mengutarakan perihal lamaran seseorang pria yang ditolaknya. Itu semua hanya demi menunggu Adi. Tapi Kekerasan hati Adi tak berubah. Ia tetap meminta Nova menjauh dari hidupnya.
Hal yang sama terjadi hingga kali ketiga, saat Nova dilamar oleh seorang pegawai di instansi pemerintah daerah tingkat II. Adi yang keras kepala, dan entah alasan apa ia tetap tak mau menerima panggilan cinta Nova. Ia membentak Nova, "Ya sudahlah terima aja lamaran itu, emang kamu mau jadi perawan tua hanya karena nungguin aku? Mulai detik ini, nggak usah nghubungin aku lagi. Jangan ganggu kuliahku, aku baru semester V, kamu kan udah lulus." Obrolan terputus. Dan Nova pun tak pernah lagi muncul di log panggilan HP Adi.
Setahun berikutnya, setelah Adi menginjak semester VII, ia mendengar kabar dari Syaikhu bahwa Nova telah menikah. Adi pun lega. Tapi di saat itu juga Adi mulai merasa jenuh dengan rutinitas kehidupannya yang monoton. Ia pun sering iri melihat kawan-kawannya yang bergandeng mesra dengan pasangannya. Dan Adi sering gondok jika melihat seorang kawan yang sering gonta-ganti pacar. Ia berfikir, "Alangkah mudah mereka mendapatkan pacar. Sementara ia selalu gagal setiap kali PDKT sama cewek. Alhasih, ia belum pernah merasakan madu asmara selama kuliah di UIN Jakarta.
Suatu malam Adi dalam kondisi BT akut. Ia datang ke kamar kost temannya. Di sana ia curahkan seluruh kegerahan jiwanya. Ia butuh kasihsayang seorang kekasih. Tapi kenapa selalu saja ada halangan dan gagal sebelum mendapatkan pacar. Kepada kawannya itu Adi juga menceritakan kisah cintanya dengan Nova. Sang teman akhirnya mengambil kesimpulan bahwa mungkin Adi kena karma dari Nova. Adi disarankan untuk meminta maaf pada Nova.
Selama dua minggu lebih Adi memikirkan saran temannya tadi. Ia tak percaya adanya karma di dunia. Tapi setelah dipikir-pikir, mungkin juga itu bisa terjadi. Dan tak ada salahnya meminta maaf ke Nova. Dicarinya segala informasi tentang Nova. Ia menelepon Syaikhu untuk meminta nomor HP Nova. Namun Syaikhu malah marah-marah dan meminta Adi, sekarang jangan ganggu Nova lagi. Ia sudah punya suami. Syaikhu pun tak mau menerima apapun alasan Adi. Tapi setelah melalui perdebatan sengit, serta Adi berjanji setelah menelepon Nova akan menghapus nomor Nova, akhirnya Syaikhu memberitahu nomor Nova. Setelah itu juga, ditelponlah Nova.
Tuuut, tuutt, tuuut "Halo assalamualaikum," sapa Nova lembut.
"Nova?" tanya Adi.
"Ya betul,"
"Ini Kak Adi Nov,"
"Adi? Adi siapa yah,"
"Adi, masa lupa sama Aa," sambut Adi penuh penasaran, heran dan sebagainya. tak menyangka bahwa Nova telah lupa dengan namanya.
"Iya, Adi siapa? teman bang Roni? tanya Nova sambil menyebut nama suaminya.
"Eem, Nova masih inget nggak dulu HP Nova pas lowbat, terus siapa yang membelikan baterey?"
Hening sejenak. "Oooh kak Adi itu,"
"Iya, pa kabar Nov?"
"Tau nomor Nova dari Syaikhu ya?" tanya Nova tanpa ekspresi.
"Iya,"
"Terus ada apa nih kak, tumben-tumbenan mau menghubungi Nova,"
"Enggak, cuma mau minta maaf aja. Kakak merasa punya dosa sama Nova, maafin kakak yah,"
Sunyi menguasai gagang HP keduanya. Tak ada suara. Adi hanya menunggu jawaban Nova. Tampak dalam bayangannya, Nova tengah memandang ke depan dengan tatapan kosong. Adi mencoba memecah kesunyian itu. "Nova masih ingat baterai yang kakak beliin dulu nggak?" tanya Adi.
"Eem, iya. Tapi udah Nova buang," jawab Nova dengan ekspresi kejengkelan
"Berarti Nova udah benar-benar melupakan kakak Adi yah?"
Nova mendesah dan diam sejenak. Lalu ia berkata, "Tapi..."
"Tapi kenapa?" tanya Adi
"Tapi...."
"Nova udah nikah kan," sambut Adi seketika.
"Ya, dan Nova mungkin nggak akan bisa ngelupain Kak Adi kalau Nova tidak menikah."
"Ya Nov, karena itu kakak mau minta maaf. Selama ini kakak selalu gagal ngedapetin cewek pasca putus dari Nova. mungkin kakak kena karma dari Nova. Maafin kak Adi ya,"
Nova hanya menjawab pendek, "Ya."
"Terima kasih Nov, semoga bahagia selalu bersamamu dan suamimu serta keluargamu," kata Adi.
Di balik HP Adi, terdengar lirih Nova menjauhkan gagang HP-nya. Terdengar Isak tangisnya dari kejauhan.
"Nov, Nova, Nova," panggil Adi.
"Ya," jawab Nova tampak menahan air mata.
"Udah dulu ya, maaf telah membuat Nova sakit, dan maaf kalau telah mengganggu. assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Telpon terputus. Dan sesuai janjinya Adi langsung menghapus nomor Nova dari memory phone-nya. Tak berapalama Adi menghubungi Syaikhu dan menceritakan semua kejadian yang baru terjadi. Adi pun minta maaf dan berjanji tak akan mengganggu Nova lagi.
Begitulah kisah nyata ini. Hingga sekarang, mahasiswa angkatan 2005 ini belum mendapatkan kekasih kembali. Terahir PDKT-nya kandas, karena wanita incerannya, yang saat itu udah deket ama Adi, ditikung orang saat menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Sukabumi. Tamat
Sumbr gambar : pattiro.net/blog/?p=37
0 komentar:
Posting Komentar