Menyaksikan titik-titik hujan,
yang luber di selokannya berbuah-buah pandang,
satu mata dajjal.
Mata mata yang memicing,
menatap penuh kepicikan
Beradu tumbuk mencocok colok
Dia yang sepasang
Musang usang
Musuh yang lusuh
Kumuh kumal terasingkan
Sesat dan keparat
Mata mata satu menyatu
Berkomplot kolot
Tancap garis di tulang hidung
Bertambah teman
Pasangan makin kesepian
Menepi di dua sampul
Yang menutup lembar-lembar samudra lempeng agung
1 komentar:
wah puisi dajjal ya
Posting Komentar