perkataan yang terucap
terkecap lidah kalbu
mengubahkan makna baru
Bertentangan tak sepadan
denotasimu
berantakan di bibirku
Aku gagal menerjemahkan
setiap tanda dan jejakmu
pada pohon-pohon tumbang
serta daun berguguran
Udara menyimpangkan aroma
Mungkinkah itu bukan jiwamu?
Jiwa wahana
Paru-paru hayat
Rimbun dan menimbunku
Aku gagal menyandingkan
Antara teks dengan konteks
yang tergambar di benakku
dan berlangsung di depanku
Lalu kau memilih pergi
Menggenggam bara pinjaman
Mereguk sebotol kutukan
Kapan kau pandai membaca
Seakan Hermes pada Kalam Dewa
Kutukan itu sungguh petanda
Sanggupkah menyusuiku
yang membayi jelang peluk pandangmu?
Segalanya tak berjawab
Kau kembali di bawah tanah
Tempat jiwa kita bertemu
Sebelum raga saling berpadu
dulu
0 komentar:
Posting Komentar