serombongan anak-anak angin yang nakal
mulai berisik
menggelisahkan semedi daun-daun
Biru langit tertutup pelan
katak-katak tersenyum
menanti datangnya hujan
Lendir seharian menyumbat penciuman
mengingatkan aroma
hadirkan masa lalu
Ketika tersentak teriak lembut ibu
membangunkan tidur
Kucing belang menunggu di depan tungku
usai sembahyang
ku nikmati teh hangat
bersamanya dan sepotong roti pagi (ini memang tak biasa di
desa-desa, spesial buatku)
Ingus di hidung merekatkan kesan kuatnya nuansa
Kini hadir kembali
Di taburi wangi balsem menghangati dada
Balur minyak kayu putih di kepala
Ah sore yang gerah
April 2012
0 komentar:
Posting Komentar