Seberapa berat rasa sakit di jiwamu kubuat, sebesar itu aku yakin kau kuat meneruskan laku sampai tiba saat sekarat.
Lupa tidak mungkin tapi mengatasinya hingga terabai tertinggal terpendam dalam-dalam tak mustahil.
Aku tahu kau seperti orang pada umumnya, biasa mengagung-agungkan rasa lalu menjadi bahan canda, sudah itu membuangnya. Bagimu dan kebanyakan manusia, sebuah rasa tentang kejadian di masa silam seakan ampas, tinja, sampah tak berguna.
Masa lalu hanya ilusi yang biasa saja untuk diketawai.
Karenanya, haruskah aku merasa bersalah? Pantaskah aku khawatir bahwa kau akan menderita rasa sebagaimana padaku mendera?
Aku percaya kau kuat. Karena rindu itu berat, biar aku saja.
Rasa abadi hanya untuk orang-orang luar biasa. Kalau kau ternyata menanggung rasa itu seumur hidupmu, kau sosok pilihan yang beda dari kerumunan.
Lupa tidak mungkin tapi mengatasinya hingga terabai tertinggal terpendam dalam-dalam tak mustahil.
Aku tahu kau seperti orang pada umumnya, biasa mengagung-agungkan rasa lalu menjadi bahan canda, sudah itu membuangnya. Bagimu dan kebanyakan manusia, sebuah rasa tentang kejadian di masa silam seakan ampas, tinja, sampah tak berguna.
Masa lalu hanya ilusi yang biasa saja untuk diketawai.
Karenanya, haruskah aku merasa bersalah? Pantaskah aku khawatir bahwa kau akan menderita rasa sebagaimana padaku mendera?
Aku percaya kau kuat. Karena rindu itu berat, biar aku saja.
Rasa abadi hanya untuk orang-orang luar biasa. Kalau kau ternyata menanggung rasa itu seumur hidupmu, kau sosok pilihan yang beda dari kerumunan.