Jangan mengungkapkan kesedihan dengan kemarahan. Kesedihan terlalu
indah untuk harus mengenakan baju jaket kemarahan. Ia seperti bayi yang manis
dan lucu. Kesedihan tidak bersalah.
Posisi yang tepat untuk kesedihan bukanlah penyerang. Ia penjaga
gawang. Karena itu kesedihan harus dijaga baik-baik oleh sepuluh pemain dalam
posisi lainnya.
Biarkan kesedihan berperan sebagai kesedihan. Jangan diambil
alih oleh kemarahan atau kesenangan pelampiasan. Biarkan. Biarkan. Biarkan
kesedihan meneteskan air mata, yang genanganannya luber mengaliri celah-celah
rongga materi. Menelusup pori-pori tanah, terserap akar-akar, dan naik menuju
batang pohon. Kemudian ia, biarkanlah, menguap melalui serat-serat hijau daun
atau gugur bersama putik bunga, kering dan jatuh menyatu tanah kembali.
Jangan pula menempeli kesedihan dengan label pengorbanan.
Bahwa kebaikan sesungguhnya bukan milik manusia. Tak perlu merasa paling berjasa
dan paling baik.
Ingat saat melakukan suatu kebaikan, masih ada orang lain
yang dapat mengungguli kebaikan yang kita lakukan. Tapi kejahatan itu
satu-satunya. Jika kau jahat pada seseorang, tak ada pihak lain yang mengungguli
kejahatanmu. Kamu menjadi satu-satunya manusia jahat dalam hidup orang yang kau
jahati. Karena itu kau diingat, diikat, tak akan dilepas, ditakuti sekaligus
dicintai. Bukankah ketakutan dan rasa sakit tak pernah gagal? Tapi kebaikan
mudah terlupakan.
0 komentar:
Posting Komentar