Kuremas bumi yang mengkerut
ku masukan dalam kantong-kantong jiwa
Matamu penuh energi
Mengejutkan
Ujung rambutmu tak habis kurayapi
Senyummu bertabur pelangi
Memijar
Berfusi memadat.
Menyala
Bulan Terpesona mengitarimu
Siapa sanggup menolak keindahan subjektif ini
Sungguh
Pesonamu merambat
kuserap
Jumud mematikan tiap cicak yang mendekat
Kau hanya pembunuh tanpaku
Aku
mayat tanpamu
*Judul Ini memang sama persis dengan Judul cerpen Pandi Merdeka, yang dimuat di Tabloid Institut edisi III. Namun isi tulisan ini beda. Sengaja ku pilih judul itu karena tiba-tiba ia menonjokku di depan gerbang metafisika yang tersingkap ini. Tanks Pandi Merdeka atas kedatangan kalimatmu... Semoga Tuan Kost Dunia Ini memberkatimu.....
2 komentar:
wew ... jadi penyair sekarang ??
wew
Posting Komentar