Minggu, 10 Januari 2010

Lanjutan Cita-Citaku Chapter III


Aku Menyesal Bercita-cita Menjadi Orang Berguna Bagi Nusa, Bangsa Serta Aga
ma
Dari teman-teman aktivis Pramuka saat ku SMP ini, ku dapat cita-cita baru, yang menurutku kala itu sangat mulya, abstrak dan luhur. Dahulu ada kebiasaan menuliskan profil di diary masing-masing. Bahkan ada kesalahan menurutku, yakni buku diary adalah buku yang memuat profil-profil teman saja. Dalam profil tersebut lengkap tercantum nama, TTL, alamat, hobby hingga cita-cita. Banyak di antaranya, termasuk aku yang menuliskan cita-cita: “menjadi orang yang berguna bagi nusa , bangsa serta agama.”
Cita-cita itu aku pegang teguh hingga mendarah daging. Aku telah merasa pas “ ingin menjadi orang berguna bagi nusa bangsa serta agama. Ini kubawa hingga jenjang pendidikan SMA. Terlebih masa SMA aku habiskan di sebuah Pesantren milik pamanku. Dalam doktrin di Pesantren ini, diperkuat dengan doktrin keluargaku, yang rata-rata kiyai, “Seorang penuntut ilmu hendaklah tak memikirkan apapun. Artinya, seorang santri hendaklah berfikir menuntut ilmu belaka. Masalah harta, sandang, pangan dan papan itu akan datang sendiri.”
Meski pernah kubuktikan bahwa selama jatah hidup kita ada, selama itupula riski untuk makan mengalir, tapi salahku tak menentukan kran atau pipa ledeng riskiku. Ya hidupku mengalir saja. Walau sempat ku mengerucutkan cita-cita menjadi tiga, yakni politisi, agamawan dan penulis, namun hatiku masih memegang keinginan menjadi orang berguna. Sampai pada saat awal masuk kuliah dosenku bertanya tentang cita-cita, aku masih menjawabnya demikian.
Mungkin cita-cita ingin menjadi orang yang berguna inilah yang membuatku selalu kalah. Aku baru menyadarinya lima tahun setelah aku kuliah S1 dan belum lulus-lulus. Dalam renunganku kurefleksikan mengapa aku selalu kalah dalam persaingan? Serang teman menjawab pertanyaanku. Menurutnya aku orangnya terlalu mudah berkorban tanpa memedulikan bagaimana kondisiku. Lalu aku berfikir, “Ah, apa ini karena pengaruh dari cita-citaku ingin menjadi orang berguna?” jadi terlalu gampang aku berkorban bagi orang, bagi organisasi yang mengatasnamakan idealisme, demi nusa bangsa dan sebagainya.” Wah kalau begitu aku menyesal telah bercita-cita jadi orang berguna. Bagaimana kalau aku sekarang membalik cita-cita, “Bukan menjadi Orang Yang berguna, Tatapi Menjadi Orang yang Menggunakan.” Sebab capai kalau jadi orang yang berguna melulu.
Bersambung...

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html