Rabu, 24 Agustus 2011

Catatan Rindu IV

Bau segar tanah dan rerumputan

bercampur angin menghembus kesunyian.

Di sebuah jurang yang melembah,

seorang bocah jongkok memeluk lutut.

Air matanya membasahi dua siku.

Tangis yang melolong

mirip jerit kesakitan seekor kambing kurban

digorok batang lehernya

di hari besar.

Perlahan waktu menjadi teman.

Pagi dan siang sama saja.

Si bocah pun tak segera tua.

Rumput dan tanah tetap segar.

Kicau burung berpacaran

berpencar mencari makan membangun sarang

pamerkan telornya.

Si bocah makin pilu

karena waktu nyata berlalu.

Tiap coba ia mendaki

akar muda yang meretel getas pangkalnya.

Ingat aneh sampai dulu

serombongan tiba menyerta

berjanji senyum dan angsuran.

Tiba gelap semua tiada.

Tinggal bocah di jurang sunyi.

Sewaktu-waktu macan menerkam.

Bukan mati kelaparan yang menyiksa

bukan pula ketakutan

tapi rindu.

Kenapa harus bisa kubayangkan hiruk-pikuk keramaian dan tawa

dan aku sendiri di lembah tanpa siapa? tanya bocah menangis di lututnya.

Ah, cengeng! Cengeng kamu! Ini tak seberapa dibanding penipuan. Mereka yang memikat. Aku kan membalas.

Tapi di mana mereka? Bagaimana aku membalasnya?

Lututnya basah kembali

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html