Rabu, 02 November 2011

Mimpi


“Lama sekali kau tak datang ke sini?”
“Itu bukan berarti aku lupa?”
“Seingatku kau seorang pedagang. Ya, aku tak mungkin lupa itu. Kau saudagar kondang yang tak terbatas ruang dan waktu pekan. Karenanya tak pernah tertangkap razia polisi pamong praja. Padahal kau tak pernah mau menyewa ruko permanen. Lapakmu cuma kaki lima. Tapi nama lebih menjual ketimbang barangmu.”
“Hmm.”
“Kau tak susah menarik pembeli. Mereka yang mencarimu. Kemana kau berpindah lapak, kabar tersiar sekencang angin. Mereka berhutang padamu karena kepindah-pindahanmu. Berkat itu mereka tahu tempat baru.”
“Hmm.”
“Oya, aku lupa barang apa yang kau dagangkan selama ini. Aku hanya kenal namamu.”
“Hmm.”
“Apa kau hanya menjual namamu?”
“Hmm.”
“Ah ya, aku ingat. Salah-satu barang sekunder daganganmu adalah mimpi. Hanya mimpi. Bayang-bayang. Hitam, semu. Seperti dalang memainkankan wayang. Bayang-bayang hitam bergerak, berperang, bercinta, bicara, dan hanya bayang-bayang.
“Hmm.”
“Kau ke sini hanya sekadar mampir atau menawarkan sesuatu padaku? Ah, tak mungkin itu. Kau tak perlu mengejar pembeli. Tapi memang, aku sudah lelah mengejarmu. Aku sudah malas bermimpi. Makanya aku tak seperti dulu, mengejarmu dari Pasar Rebo ke Pasar Baru. Balik lagi ke Pasar Minggu, lalu Pasar Senen.”
“Hmm.”
“Asu...! Kenapa kau jadi diam?!! Hammm Hmmm Hammm Hmmm. Kalau ketahuan Muri, kamu pasti telah tercatat sebagai pengucap Hmmm terbanyak.”
“Hmm.”
“Sudahlah, aku mau berangkat. Kau mau tetap di sini dengan hmm-mu itu? terserah.”
Kau hanya diam.
“Hmm, aku tahu kenapa kau datang kepadaku. Semua mimpimu telah habis terjual. Ah tidak, kau habis kerampokan atau kecurian. Semua barang-barang yang kau jual, mimpi dan namamu telah hilang. Dicuri orang. Kini kau tak punya lagi apa-apa. Kau tak punya nama dan mimpi untuk dijual lagi. Ya kan?
“Hmm.”
Kau masih diam. Mematung.
“Maaf, sebelumnya. Bukannya apa. Aku tak bisa memberikan modal mimpiku ini padamu. Baru saja kubaca berita di Kompas, mimpi tak lagi diminati pembeli. Menurut mereka, penjual adalah pembual. Dan aku tinggal punya satu mimpi. Makanya tidak kujual. Kalau mau, kita bisa miliki bersama. Untuk berbagi mimpi aku rela.
“Hmm. Terimakasih.
“Sudahlah, aku pergi. Mau ikut?”

Kamar Instalasi, Legoso-Ciputat, 2 November 2011

1 komentar:

Toko Bubuk Minuman mengatakan...

luarrr biasa..... negeri para pemimpi... berkarya terus mas bow....

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html