Tiba-tiba mataku terbuka. Sadar bahwa mentari telah tinggi, segera kugapai HP-ku. Tertera di layar 32 panggilan tak terjawab dan empat pesan pendek. Ini gawat jam 08.30. Aaah, telat. Aku sudah ikhlas dan siap kalau ditinggal. Sebab bukan hanya aku dan kekasihku yang berangkat dan ikut dalam rencana. Melainkan tiga teman cewekku, yakni Heni, Ahdika, Rika dan satu lagi Iyang, sepupu cewekku yang nunggu di Bandung.
Dengan muka natural bangun tidur, kuangkat telpon.
“Halo, udah berangkat ya?”
“Udah, nih udah di Lebak Bulus.. Kamu ngapain aja sih semalem? Tidur jam berapa? Nggak enak ama anak-anak...”
“Ya udah ga papa, kamu sama teman-teman berangkat aja.”
Telpon tertutup. Ku hisap sebatang puntung rokok sisa semalam. Bersiap mendengarkan cerita dari Bandung. Sepuluh menit kemudian, telpon berdering. Icha, cewekku menyuruh segera ke Lebak Bulus. Nggak usah mandi. Cuci muka saja. Buruan.
Kukemas mukaku semanis mungkin. Setengah jam berdandan tanpa mandi, sampailah aku di Lebak Bulus. Kami Berangkat dengan Bus Primajasa Jurusan Garut. Kata kondekturnya kita bisa ke Bandung naik bus ini. Nanti sampai Cibaduyut kita turun lalu naik angkot ke Luwi Panjang. Dan ternyata, dari Luwi Panjang ke Lembang, Kawah Putih jauh sekali. Belum lagi dari pintu masuk menuju kawah putih masih 5 km lagi. Tapi tak apa, seluruhnya menakjupkan. Mulai dari jalanan yang berkelok. Sopir angkot yang handal. Dengan kecepatan tinggi melewati jalan berkelok-kelok. Kebun-kebun stroberi dan macem-macem lah.
Sampai di Kawah Putih jam setengah tiga. Tak lama kabut mulai menyelimuti. Bareng dengan gerimis. Aku benar-benar menikmati pemandangan ini. Serasa bukan berada di planet bumi. Wauow sungguh luar biasa.
Menjelang magrib kami beranjak. Belum puas sebenarnya foto-foto. Tapi mau apalagi, kabut makin tebal. Telapak tangan makin tak terasa. Apalagi Rika sudah mulai batuk-batuk. Sesuai peringatan, kalau sudah menjumpai gejala batuk-batuk, maka segera menghindar dari kawah.
Setelah makan stroberi berbagai olahan. Kami menutup jalan-jalan ini berbelanja. Otomatis ke Cibaduyut lagi. Jam sembilan malam, berangkat lagi deh ke Jakarta. Masih pengen lagi ke Kawah Putih. Semoga bisa ke sana lagi.... bagi yang belum, kesanalah.. di jamin g rugi.
Sebenarnya, wisata ke Kawah Putih ini berawal dari ajakan Vina, mahasiswi Tafsir Hadits FUF UIN Jakarta. Katanya tempat wisata satu ini sangat mempesona. Kemudian ide itupun aku sampaikan pada kekasihku. Beberapa bulan kemudian, tersusunlah rencana. Bulatnya tekad kami pun kusampaikan pada Vina. Tapi ia masih menunggu konfirmasi dari boy friend-nya. Hingga satu hari menjelang keberangkatan, belum ada kepastian darinya. Maafin Aku ya Fin..... Kapan2 kita Ke Kawah Putih lagi dengan banyak kawan
0 komentar:
Posting Komentar