jatuh selalu lebih gampang
itu mudah dipahami
Namun aku layang-layang
putus dari benang
terbang gemetar
dan berhasil menembus angkasa hampa
terkatung-katung tanpa hinggapan
Sementara puing-puing sampah antariksa
menebar bahaya
Di bawah sana
di atas putaran gemuruh bumi
segenap pertikaian, penghianatan penuh kebencian
dan lumuran darah mengunyah korban
sekarang tampak sebagai kekeliruan
kebodohan konyol
Padahal waktu itu mutlak benar
Ku ikat diri
sepenuh hati
menjalankannya penuh
pertaruhan nyawa
Karena kebenaran tak pernah langsung nyata
*Besok
mereka akan keliru dengan segala konsekwensi pribadi
zaman selalu salah sesudah mati, selalu benar selagi hidup.
Kutuklah ia kelak kemudian hari, jika kau suka
tapi zaman mengandung cara bergelora untuk mencintai dirinya.
Ia punya selera sendiri,
yang dirasakannya sendiri,
tak dapat diperbaiki
selayak kalimat yang kau baca adalah buah-buahan yang telah mati, bukan yang hidup, yang masih menyusu ranting pohonnya
LeGoso, Ciputat, 24 Nov 2011, dini hari
*Jean Paul Sartre, Menulis Untuk Zamannya, dalam kumpulan esai kepengarangan, YOI, 2000
2 komentar:
Keren bung.
thanks bro
Posting Komentar