Jumat, 08 Oktober 2010

Ceritaku Nembak Cewek

Galing-Galing mulai terganggu dengan pikiranku, yang tetap tertuju pada perempuan itu. Obrolan yang kami bangun serasa tak bernyawa. Lalu kuajukan tanya pada Galing-Galing, “Gimana kalau aku nembak (menyatakan cinta) perempuan itu?”
Galing-Galing mengiyakan dengan kerlingan mata. Tak lama ia beranjak meninggalkanku sendiri. Satu-satu kerumunan di kantin ini menghilang. Bangku dan meja gemelontang. Angin siang terlampau kasar membelai aksesoris Kanshul (Kantin Ushuluddin).
Aku heran, kemana perginya orang-orang? Adakah kejadian di luar yang menyedot perhatian massa? Ah, apa peduliku. Kucoba menerima ini sebagai mu’jizat, walau aku bukan nabi sekalipun palsu.
Dengan sigap, pupil mataku menangkap sosok perempuan berparas manis, nggak terlalu cute dengan penampilan minimalis. Ia duduk sendiri di bangku yang masih gemelontang. Aku berani menyapa dia.
“Hai,” sapaku. Ia cuma tersenyum.
“Kok sendirian?” tanyaku. Aneh, lagi-lagi dia cuma senyum melirikku dan kembali menulis SMS. Oh, bukan SMS tapi komentar di FB. Ponselnya BB bajakan, tapi cukup nyaman buat FB-an.
“Hey, aku mau bilang sesuatu. Perhatikan dong..!!!”
“Apa?” tanyanya mengangkat muka.
“Nah gitu dong, dari tadi kek. Jadi begini, aku cuma mau bilang bahwa Aku Tulus Cinta dan Sayang kamu. Bagiku kamu cukup. Aku tak ingin perempuan selainmu.”
Kusaksikan tatapannya fokus ke beranda mataku. Ah, tapi sepertinya bukan. Itu bukan tatapan fokus. Dia shock. Diam tak bergerak pucat pasi. Telapak tangannya tegang mencengkeram BB. Cemarinya tak berkutik. Kini aku sadar, matanya kosong.
“Eh, aku cabut dulu ya, keluar kampus,” aku berdiri pamit sambil mencubit lengan kirinya yang tegang.
Seiring langkahku, satu per satu mahasiswa kembali memenuhi meja dan area kantin. Dua puluh meter jarakku, Kanshul penuh dan ramai kembali. Suara tawa dan jeritan membahana sampai kupingku.
“Hah...!!!, jeritan?! Ada apa di sana?’ pikirku sejenak menoleh ke Kanshul.
Tampak tiga perempuan dan dua laki-laki mengerubungi perempuan yang baru ku tembak tadi. Aku balik mendekati Kanshul. Jarak sepuluh meter aku berhenti. Tepat di tempatku dengan Galing-Galing sebelumnya.
Semua mata mengarah ke sana. Sayup-sayup kalimat menyela keriuhan jatuh di kupingku. Perempuan itu kesurupan. Kok bisa? Aneh.
Empat orang dengan payah membopongnya menuju ruang dosen. Aku masuk dalam kerumunan, membuntuti pembopongan. Sampai di ruang dosen, aku dan puluhan mahasiswa lainnya menunggu di depan pintu penasaran.
Setengah jam berikut, perempuan itu keluar dengan wajah lesu linglung, namun sadar. Seorang cowok, yang kuyakin pacarnya dan dua mahasiswi mendampingi. Disusul kemudian dosen yang mengobati cewek tadi. Insting jurnalisku berdiri. Kuhampiri dosen itu tanpa sungkan.
“Ada apa pak? Kenapa perempuan itu?” tanyaku. Pak Dosen menghela napas sejenak.
“Dia kesurupan,” kata Pak Dosen mengusap keringat di dahinya.
“Kesurupan? Kesurupan jin maksudnya pak?”
“Bukan,” jawab dosen itu membuatku tambah bingung.
“Lalu kesurupan apa pak? ”tanyaku lagi dong.
Dosen itu tak segera menjawab. Ia menghela napas dalam-dalam, seperti mengumpulkan tenaga ekstra.

“Perempuan itu tadi kesurupan.... CINTA....”

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html