Parahnya, banyak umat Islam yang mengimani fatwa MUI sebagai pembenaran untuk melakukan kekerasan, pengerusakan, pengusiran, pemukulan kepada aliran yang difatwa sesat. Sehingga ini menambah daftar hitam MUI. Selain pemicu munculnya aliran-aliran yang difatwa sesat, MUI juga merupakan penyulut terjadinya kekerasan, keonaran dan anti perdamaian. Dialah yang mengerdilkan jiwa anak bangsa. Membuat orang anti toleransi serta penghancur keberagaman, yang telah diciptakan Allah SWT.
Mungkin sebenarnya, nama MUI lebih tepat menjadi singkatan dari Majelis Ulama Irasional, sebagaimana yang dikatakan KH. Abdurrahman Wahid. Sebab mereka sering mengeluarkan fatwa-fatwa yang tak rasional.
MUI selalu menginginkan manusia seragam dibawah pemahaman mereka, tanpa ruang gerak bebas akal untuk berfikir dan bertanya. Padahal, merupakan kodrat manusia yang berakal, untuk selalu menanyakan sesuatu. Termasuk mengenai masalah keyakinan.
Karenanya tak heran, jika muncul banyak aliran-aliran tertentu karena ketidakpuasan terhadap Islam ala MUI. Bahkan mungkin sekali terjadi kaum muslim yang berpindah agama, karena tak menemukan kebenaran dalam Islam yang tak bisa dipertanyakan dan dipikirkan.
Seharusnya MUI lebih terbuka dan berusaha dewasa menghargai karunia Tuhan yang bernama akal. Sebab dengan akallah manusia bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan Akal, manusia berusaha memahami wahyu Tuhan. Akallah yang telah memberitahu manusia bahwa 1 + 1 = 2. Dan itu adalah benar. Tapi MUI menyalahkannya.
0 komentar:
Posting Komentar