Minggu, 21 Oktober 2018

Meluncur ke Banten Lama part 3: Batik Banten



Batik dengan Motif Tebaik se-Dunia.

Perjalanan menyusuri waktu lampau, ke tahun 1940-an sampai tahun 1880-an dan akan terus ke belakang di Banten Lama, kita tunda sejenak. Mari kembali ke masa kini, Sabtu (13/10/2018). Setelah makan siang, saya bersama tim @cagarbudayadanmuseum meluncur ke Sentra Industri dan Pelatihan Batik Banten.

Uke Kurniawan menyambut langsung. Ia adalah Guru Batik Nasional yang mengembangkan Batik Banten. Bersamanya kami mendapatkan pengetahuan seputar batik, khususnya Batik Banten. Ia menjelaskan, ada tiga hal yang menjadi ciri sekaligus kelebihan Batik Banten. Pertama, motifnya diambil dari benda-benda purbakala serta sejarah, salah satunya artefak terwengkal, para arkeolog ada yang menyebut tembikar.

Kedua, dari sisi warna. Batik Banten selalu cenderung abu-abu soft. Ini tak lepas dari pengaruh air yang mengandung zat besi tinggi. Uke mengetahui itu berdasarkan pengalaman melanglang buana ke berbagai penjuru tanah air, meneliti, mengajar, dan mengembangkan batik. Setidaknya ada lima jenis perbedaan warna paling mencolok yang dipengaruhi oleh kadar air di tiap-tiap daerah.

“Di Banten abu-abu soft karena airnya mengundung zat besi yang tingggi. Di Sumatera, Papua, Pekalongan, ketiganya hampir sama. Warnanya ngejreng karena airnya mengandung minyak dan emas. Beda lagi di Sulawesi dan Kalimantan. Di Madura, itu (harga batik) lebih mahal karena prosesnya harus sampai 5-6 bulan direndam pakai gentong sehingga warna lebih pekat,” papar Uke.

“Kalau di Banten, karena air yang mengandung zat besi, kalau direndam seminggu saja sudah agak kuning karena karatnya keluar. Apabila kita pakai warna kuning, maka kuningnya tidak jelas, ada hitamnya,” imbuh Uke, yang saat ini juga mengajar batik di Jakarta (UI), Kalimantan, Makassar, hingga Toraja.

Ciri ketiga Batik Banten, pada filosofinya. Di beberapa daerah atau kerajaan-kerajaan nusantara, terdapat batik dengan filosofi berbeda-beda yang dikhususkan untuk masing-masing orang dengan status tertentu. Mulai raja, permaisuri, hingga dayang-dayangnya. Di Banten, semua motif batik memakai filosofi dari peninggalan-peninggalan sejarah, misalnya dari nama sultan atau gelar kesultanan Banten. Ini ada terkait juga dengan penjualan. Karena biasanya, kata Uke, batik yang diambil dari yang motif lain, misal kuliner, kurang baik untuk pemasaran.

Berkat kegigihan dan manajeman yang baik, Uke Kurniawan sukses melambungkan Batik Banten ke level nasional hingga internasional. Ia pun dipercaya dalam pengembangan batik nasional. “Kita dipercaya membuat batik se-Indonesia. Kita juga mengajarkan seni wirausaha bagaimana menjual atau memasarkan batik. Karena ini salah satu masalah umum yang dihadapi industri batik di Indonesia. Berdasarkan hasil survei, Batik Banten mendapat 80 % yang terbesar penjualannya di Indonesia.”

Tak hanya itu, dua orang nomor satu di Indonesia telah mengganjar Uke Kurniawan penghargaan. Upakarti dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Paranakarya dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Batik Banten telah dipatenkan, tercatat sebagai yang pertama membuat Haki di Indonesia dari tahun 2003. Pendaftarannya masuk 2004, kemudian disahkan menjadi sertifikat pada 2005. Saat itu juga, bersama para arkeolog nasional dan internasional, pada pengkajian motif di Malaysia-Singapura yang dihadiri 62 negara termasuk arkeolog dari Prancis, salah satu motif batik Banten dinyatakan sebagai motif terbaik sedunia.
Kesuksesan Uke menyedot perhatian Balai Batik Nasional, yang pada akhirnya meminta Uke menerapkan sistem pengajarannya. Sejak itu pula ia ditunjuk menjadi guru batik nasional. “Begitu saya hadirkan sistem mengajar di Batik Banten, mereka mengakui bahwa sistem kami lebih baik,” ungkap Uke.

Salah satu permasalahan di Indonesia, dalam proses belajar-mengajar, semua ingin instan langsung mengasilkan karya yang baik dan cepat. Bagi Uke, hal itu tidak mungkin. Oleh karena itu, dalam proses belajar ia tidak memuali dari batik tulis, melainkan batik cat. Meski, di Sentra Batik Banten sendiri ketiga macam batik tersebut ada.

“Kalau mengajar dengan batik tulis, kapan mau berhasil dan kapan mau siap dipesan dengan volume yang banyak? Planning batik Banten ini, kita mengerjakan dengan cara cat dulu. Karena dalam peraturan yang sudah di-Haki-kan kementerian perindustrian juga, batik itu ada tiga macam. Batik tulis, batik cat, dan batik kombinasi tulis dan cat. Saya dalam pengajaran mengambil yang cat dulu. Kalau soal menulis, nanti. Itu ala bisa karena biasa. Ambil yang cat dulu, yang penting menghasilkan dulu, yang disukai oleh orang-orang. Kita kan butuh uang untuk menggaji mereka.”

Batik Baten juga punya buku yang berisi cerita, sejarah, sampai tata cara membuat batik dan seterusnya. Uke menerima siapa saja dari semua kalangan, untuk belajar batik di Sentra Batik Banten ini. Tak hanya dari dalam negeri, sedikitnya 32 negara pernah menimba ilmu batik di sini. Uke juga sering diundang untuk presentasi tentang batik di luar negeri, salah satunya ke Yordania. 

Batik Printing Bukan Batik

Batik adalah kain yang bergambar, yang ditulis atau dicat dengan canting menggunakan lilin malam. “Jadi batik printing itu bukan batik. Itu hanya kain yang bermotif. Printing pakai bahan apa saja bisa. Termasuk kain yang berbahan polyester atau plastik (bukan batik) karena dia memakai cat. Kalau batik sesungguhnya harus memakai lilin malam. Pewarnaannya pun ada warna alam ada warna batik. Yang namanya sintetik di sini juga ada, cuma presentasinya kecil,” papar Uke.

Ia menegaskan, batik asli harus memakai 100 % kain cotton agar warna bisa langsung melekat pada kain. “Untuk menentukan batik asli atau bukan itu biasanya dilihat dari bagian luar dan dalam itu warnanya sama. Kalau yang depannya bagus, belakangnya putih itu printing. (Batik) yang palsu cepat luntur, cepat bladus. Kalau yang asli, cucian yang pertama itu pasti ada yang keluar kotoran, tapi bukan lunturan. Setelah itu pasti tidak akan luntur,” jelas Uke.

Setelah diskusi, tanya jawab, dan membahas seputar tips membangun usaha batik, kami langsung praktik di ruang pembuatan batik. Para peserta membatik pada kain yang telah disediakan. Hasilnya bisa dibawa pulang. Mantab. Tidak hanya hasilnya, ada salah satu teman kami yang membawa serta sisa cat atau bahan pewarna dan pola batiknya untuk diteruskan di rumah. []

1 komentar:

Ruang Andini mengatakan...

Batik Banten memiliki khas mewakili kejayaan Banten pada masanya. Menarik sekali ya Mas :)

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html