Dari Keraton Kaibon yang dihancurkan Belanda pada 1832 M,
kita mundur ke kampung Pamarican, Serang, Banten. Di sana ada benteng
Speelwijk. Belanda mendapat lampu hijau pembangunan benteng ini pada 1585
sebagai balas jasa karena telah membantu Sultan Haji merebut tahta dari ayahnya
Sultan Ageng Tirtayasa.
Sebenarnya, benteng ini tegak bukan di atas tanah kosong. Terdapat
reruntuhan sisi utara tembok keliling kota Banten. Belanda sengaja menimpanya
juga sebagai simbol bahwa mereka telah memiliki kuasa di wilayah ini.
Nama Speelwijk sendiri disematkan sebagai penghormatan
kepada GubernurJenderal Cornellis Janzoon Speelman yang bertugas di sana antara
tahun 1681-1684. Dia tentu orang yang dianggap punya jasa besar bagi Belanda.
Setelah ratusan tahun lamanya, Benteng Speelwijk masih tegak
dengan menyisakan beberapa bangunan utama. Bahan baku benteng ini adalah batu,
pasir dan karang. Di bagian tertentu ada yang menggunakan batu bata.
Ada empat buah bastion, ruang jaga, gudang penyimpanan logistik,
serta ruang bawah tanah atau bawah benteng. Untuk masuk ke sana kita melewati
lorong yang cukup panjang dengan dua kali belokan.
Ada yang menyebut sebagai
gudang amunisi, ada juga yang meyakini sebagai penjara. Pada atapnya, terdapat dua lobang berbentuk
kotak untuk sirkulasi udara selebar kurang lebih 30x30cm. Di atas atap itu pula
terdapat terhampar ruang cukup luas di kelilingi benteng. Di bagian sudut sebuah
menara. Entah itu kapel tempat berdoa atau menara pengintai.
Benteng ini berbentuk segi empat dengan tiap sudut terdapat
ruang pengintai. Benteng ini juga dikelilingi sungai. Area dalam benteng cukup
luas terhampar kosong. Masyarakat setempat memanfaatkannya sebagai lapangan
bola.
0 komentar:
Posting Komentar