Jumat, 19 Oktober 2018

Meluncur ke Banten Lama part 2: 1880-an Museum Negeri Banten

Museum Negeri Banten

Dari tahun 1940-an (part 1) kita melaju lebih jauh ke belakang. Museum Negeri Banten, berlokasi di Jl. Brigjen KH Samun No.5, Serang. Pemerintah Hindia-Belanda membangunnya pada 1880-an sebagai pusat Keresidenan Banten. Pada masa Gubernur Ratu Atut Chosiyah (2005-2014), gedung ini menjadi kantor pemerintahan provinsi. Setelah seluruh aktivitas pemprov pindah ke Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Jl. Syech Nawawi Al-Bantani, kompleks bangunan ini kosong.  Rano Karno, gubernur Banten (2014-2017) yang menggantikan Ratu Atut, mengalih fungsingkannya sebagai museum, tepatnya pada 29 Oktober 2015.

Museum Negeri Banten

Museum Negeri Banten

Berkeliling komplek kawasan museum, kita akan mendapati area luas dan penuh pepohonan.

Museum Negeri Banten

Museum Negeri Banten

Banyak gedung-gedung tua lain masih berdiri. Beberapa dibiarkan kosong kurang terawat, ada yang dimanfaatkan sebagai galeri seni serta kantor DPD RI, dan kantor Dewan Kerajinan Nasional Provinsi Banten. 
Museum Negeri Banten

Bekas penjara era Hindia-Belanda juga tampak kokoh. Sebelumnya, terpancang tiang gantungan (hukum gantung) di halaman depan, namun sekarang sudah tidak ada.

Penjara Keresidenan Banten
Bekas penjara era kolonial Belanda di area Museum Negeri Banten

Masuk ke museum, ruang pameran bertajuk “Siapa Orang Banten” menyambut pengunjung. Sosok hologram Nong Banten berkebaya menerangkan ragam suku, budaya, agama, etnis, profesi hingga serba-serbi masyarakat Banten. Tinggal pencet-pencet saja, dia akan menjelaskan semua.

Hologram Museum Keluar ruang “Siapa Orang Banten”, masih di bagian depan, tersedia Virtual Reality yang mengantar kita area Kota Lama Banten. Cukup pakai kacamata khusus, kita akan meluncur ke sana. Semua itu merupakan adaptasi pihak museum terhadap perkembangan teknologi.

Golok Ciomas BantenDi aula museum ada berbagai koleksi seperti keramik serta envil atau pelandas yang digunakan proses salah satu teknik pembuatan keramik untuk membentuk lambungan badan serta menipiskan dinding keramik. Ada pula patung arca Ganesha Pulau Panaitan (replika) dari abad X Masehi. Arca ini pertama kali ditemukan oleh Bupati Caringin, R. Adipati Koesoemaningrat pada 1894.

Selanjutnya ada Golok Ciomas Banten. Ini bukan sembarang golok. Bikinnya ribet. Mesti puasa 40 hari. Besinya juga gak sembarangan. Ada jin yang memilihkannya. Setelah jadi, jin tersebut lalu bersemayam di golok. Karena itu, golok ini harus dimandikan dengan ritual khusus.

Tegel purba arkeologiKemudian berjajar empat buah tegel/ubin dari jenis yang berbeda. Ada yang terbuat dari tanah liat dan ada yang dari batu. Tegel/ubin menjadi indikator penting yang memperlihatkan status sosial golongan elit. Sebab, tidak semua rumah memilikinya.

Karang bahan bangunan keraton di Banten
Yang vital dalam pembangunan fondasi dan benteng istana adalah karang atau yang disebut organisme aquatik. Jika mengunjungi situs-situs cagar budaya keraton di Banten, misal Keraton Kaibon atau Keraton Surosowan, kita akan menemukan karang yang masih kokoh menempel dan memperkuat benteng dan bangunan yang ada. Karang yang adaptif terhadap air, dibentuk sebagai balok dengan ukuran tertentu atau bongkahan tanpa ukuran dan disusun menjadi dinding. Selain itu juga orang-orang masa itu menggunakan karan untuk fondasi bangunan, dinding sumur, penyangga tiang, panel penghias bangunan dan dilebur sebagai kapur untuk bahan campuran perekat yang disebut dengan istilah lepa.

Duta besar Banten untuk Inggris
Memandang sekeliling dinding aula, terpajang foto-foto berukuran sedang memperlihatkan bangunan dan benda bersejarah. Misalnya lukisan sosok Duta Besar Kesultanan Banten untuk Kerajaan Inggris, Excellency Kiai Nebbe Aria Wirapraja, foto gedung Bank Banten tahun 1958, foto situs-situs keraton di Banten dan banyak lagi.


Fosil BadakOiya jangan lupa, ada fosil badak yang gede banget. Terus mesin cetak uang beserta uang-uang jaman dulu. Banyak deh ilmu dan pengetahuan yang bisa kita dapat di sana. Keren dan nggak nyesel. Mantab pokoknya.

Itulah sekilas dari saya saat ke Museum Negeri Banten. Buat yang belum pernah ke sini, siapkan jadwal, luangkan waktu.

Bangsa kita adalah bangsa besar. Kita punya sejarah panjang. Jangan abai. Jangan kira kita adalah masyarakat pertama yang memiliki dan mendiami tanah Nusantara. Jauh sebelum kita, ada peradaban, kejayaan, suka cita, tangis perjuangan hingga kemajuan teknologi yang sebenarnya masih sangat relevan bila lestari hingga sekarang.

Sebagai mahluk yang berbahasa, kita tidak hanya berkomunikasi dengan orang-orang yang hidup satu masa. Melalui peninggalan-peninggalan yang masih terjaga, ada kata, kalimat, serta pesan-pesan penting yang ingin disampaikan oleh para pendahulu kita. Mereka bicara.

Postingan berikutnya, kita akan meluncur lebih jauh lagi ke kawasan Banten Lama.

Blogger bersama tim Cagar Budaya dan Museum Kemendikbud RI

Mari kunjungi, lindungi, dan lestarikan cagar budaya Indonesia.
@cagarbudayadanmuseum "Pesona Cagar Budaya Indonesia"
Hari Museum Indonesia, Banten, 12 Oktober 2018

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html