Ah, semalam terjadi lagi. Sungguh aku malu dan membuat malu. Berawal sore pukul 16.00, aku mau ke Galeri Indosat untuk membetulkan nomor. Seorang kawan menawariku makan di warteg. Seorang lagi ingin mengantarku ke Bintaro, ke Galeri Indosat.
Ketika makan, kelopak mata kanan bagian bawah kedutan/berdenyut. Biasanya ini pertanda buruk atau kekecewaan. Spontan aku berdoa memohon perlindungan Tuhan dari hal-hal buruk dan keburukan dari pertanda itu.
Pukul setengah enam, di Bintaro. Galeri Indosat sudah tutup. Ah, ini mungkin yang dimaksud pertanda tadi. Aku menemui kekecewaan karena tak jadi mengurus nomor di Galeri Indosat. Tapi itu bisa aku lakukan esok. Masih banyak waktu.
Akhirnya, kusempatkan waktu untuk menikmati karoke box di Plaza Bintaro. Setelahnya pulang. Sampai di Ciputat, maghrib telah berlalu. Aku coba menikmati New Port. Belum pernah aku coba sebelumnya. Setelahnya, aku merasa agak naik. Sepertinya ini kentang. Aku membeli Two Amer. Dan Terjadilah.
Aku tak sadarkan diri. Meraung-raung berantakan. Bernyanyi dan memainkan lagu pilu, lagu sendu, lagu ceria dan sebagainya. Di kepalaku berputar-putar Ayah, Ibu, Adik-adikku, LS, RTH, Iy, B. AB dan banyak lagi. Dan yang paling mengganggu adalah Icha. Ah, hampir saja aku hendak mendatangi dia. Niatku sih cuma mau bilang I Love U. Padahal saat itu aku sadar, Icha itu nggak bener. Dia juga sudah menyakiti aku. Berjanji berulangkali dan cuma dibayar dengan kalimat “maaf aku tak bisa menepati.”
But, I don’t know, kenapa aku seperti cinta mati sama dia. Aku selalu ingat dia dan ingin dia kembali. Terlebih waktu aku lagi tinggi, seperti malam tadi. Apakah ini karena aku terlanjur berjanji untuk mencintainya selamanya? Atau ini cuma perasaan biasa, karena aku belum mendapat penggantinnya saja? Atau jangan-jangan aku dipelet? Ah itu tak mungkin. Yang terakhir ini mengada-ada.
Jalanku sempoyongan lewat lorong, kemudian sampai di depan Aula Insan Cita. Di sana banyak berkumpul kawan-kawan HMI Ushuluddin. Mereka sedang menggelar rapat akhir tahun komisariat.
Tak jelas siapa saja di situ. Tapi aku ingat ada Opank, Imen, Daud, dan Iyan. Ya kepada semuanya aku minta maaf kalau semalam itu aku ngaco. Sekali lagi maafkan aku. Kalian tahu aku tak bermaksud buruk. Itu hanya sisi lain ketidaksadaranku sebagai manusia. I Love U All My Brother, I Love U Hening, Amunizi Welcouple and NewPlan. Hihihihihi.
Akhirnya Iyan membawaku ke Lapangan MP. Di sana ia menyuruhku terserah kalau mau guling-guling. Hahahahahahaha. Aku berkali-kali minta diantarkannya pada Icha. Tapi Iyan tak segera beranjak. Aku malah dibelikan rokok, nasi goreng, air mineral dan duduk di kursi official team. Beeuuuh… rasanya seperti jadi Jose Morinho. Aku kembali ke lapangan. Berteriak tentang Icha. Icha yang tak mungkin kembali lagi. Aku tahu dan paham, dia bukan cewek baik. Maksudnya bukan cewek baik buatku. Tapi aku sangat sakit hati. Mungkin ini yang membuatku selalu ingat dia. Aku Sakit Hati Maka Aku Ingat Dia. Hahahaha. Dulu, sewaktu dia sering cemburu dan takut aku selingkuh, aku sangat risih. Akhirnya kutantang dia. “Mari kita buktikan, siapa yang paling setia di antara kita? Dan Siapa yang akan selingkuh? Dia menyanggupi. Dan aku keluar sebagai pemenang. Tapi kemenangan itu sakit. Hahahahhaa.
Nggak, sebenarnya Icha itu orang yang sangat polos dan jujur. Apa yang ada dan tampak luar, semua adalah isi dalamnya. Dulu itu dia sayang banget sama gua. Makanya dia selalu bilang, tak mau berpisah lah, setiap akhir pekan akan memelukku terus lah dan sebagainya. Dia juga bilang, mungkin aku ini karma buat dia. Sebelum sama aku, katanya dia sering nyakitin cowok. Dan ketika berpacaran denganku, dia seperti orang gila. Gila padaku. Semua janji dia obral. Dan begonya aku percaya itu. padahal kan dia lagi gila. Gila sama aku. Hahahaha aku percaya sama orang gila. Makanya sakit hati ya hahahaahaha. Nggak, ini beneran. Waktu icha dulu sayang banget sama gue, ya memang dia sayang. Itu ia ekspresikan lewat janji-janjinya, ketakutan akan kehilanganku, cemburu bahkan takut aku dijodohkan oleh ortu dengan perempuan lain. Dan ketika dia nggak cinta lagi, ya sudah, dia ucapkan dan ekspresikan ketidakcintaan itu. dan itu adalah kejujuran. Kejujuran memang menyakitkan ya… hahahahahahaha
Di lapangan MP, aku masih guling-guling. Beberapa kali kutatap langit, pohon, lantai, gawang dan mobil yang mondar-mandir di jalan. Mataku fokus pada angka jam di HP gua. Susah banget. Tapi akhirnya berhasil. Aku melihat pukul 01 lewat berapa gitu, lupa. Akhirnya aku ajak Iyan pulang, karena aku yakin tak mungkin lagi menemui Icha jam segini. Iyan tak mau. Oya ada Betet di sana. (Tet, sory ya, lo dah ngeliat w gila… ahahahahaha, jangan diambil hati ya… ahahahahahahaha)
AKu ajak iyan pulang. Dia tak mau. Dia masih takut kali kalau aku ngamuk. Coz di lapangan MP aku mengeluarkan beberapa jurus perang. Setelah aku coba jalan sendiri, akhirnya iyan turut jua. Dia bonceng aku diapit Betet. Sampai di basekamp, aku diledekin kawan-kawan. Bajuku kotor. Tapi aku tak peduli. Aku disuruh tidur. Aku tetap berkoar-koar tentang Icha. Hingga akhirnya tak sadarkan diri.
SADAR….
Aku bangun lebih pagi dari biasanya. Setengah tujuh pagi. Badan sakit semua. Malu banget rasanya mengingat kegilaan itu… hahahahahahaha. Malam tadi harus berarti. Harus menjadi tonggak kebangkitanku. Kebangkitan merangkai masa depan yang indah. Kebangkitan Kesuksesan dan Kebahagiaan.
Maaf kawan-kawan sudah bikin onar, bikin malu dan bikin bikin. Hahahahhahaha
Maaf juga kalau sudah baca sampai selesai. Menyita waktu kan? Hahahahahahahahahahahahaha
-->
Tanks Iyan, My Brother. Semalam sudah menolongku… I Don’t Know How To Pay That… Yaa I Know Now, You Hope me unrepeat it. I Will
2 komentar:
Seru gan....Keren....moga dapet jodoh yg baik adn setia yah.....Amin
Seru gan....Keren....moga dapet jodoh yg baik adn setia yah.....Amin
Posting Komentar