Senin, 06 Juni 2011

212 Jati Diri Bangsa Indonesia

Tahun 2004, aku lulus dari Madrasah Aliah Hasyim Asy'ari (MA-HA) Tegaldlimo, Banyuwangi, Jawa Timur. Kelulusan yang aku rasakan dengan kegembiraan, penyesalan dan kekhawatiran.
Gembira karena akhirnya lulus dan bebas untuk menentukan tempat belajar mana yang akan kupilih. Sebab memang bukan niat dan keinginanku sekolah di situ sejak dulu.
Tapi aku juga menyesal karena tak lulus Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Kala itu aku memilih UGM dan Unibraw. Ujian dilaksanakan di Universitas Negeri Jember (UNEJ).
Ketidaklulusan ini membuatku menyalahkan MA-HA. Arogansi dan kesombonganku berkata, seandainya tak sekolah di sini, aku pasti lulus SPMB. Sejak kelas I SD hingga III SLTA, aku selalu juara kelas. Tapi karena di sini bukan sekolah yang membuatku enjoy dengan sistem belajar-mengajarnya, aku gagal SPMB.
Untuk mengatasi frustasi, aku pamit pada paman, yang sekaligus kiyai pesantrenku, untuk mengembara ke Bandung. Selama sekolah di MA-HA, dialah yang membiayaiku. Tapi kini, ia membebaskanku menjalani hidup sendiri. Dan aku berangkat.
Berbagai peristiwa di jalan Banyuwangi-Bandung kulewati. Hingga aku singgah di Pondok Pesantren (Pon-Pes) Daruttauhid, asuhan KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym). Di sinilah aku bertemu dengan pemuda, yang mondar-mandir ke mana-mana memakai topeng dari kaos menutup muka. Hanya sepasang mata dari lubang leher kaos yang terlihat darinya. Tepat di atas lubang mata tersebut tertera tulisan 212.
Aku akrab ngobrol dengan dia. Meski ternyata omongannya melantur tak karuan. Ia mengembara dari Jakarta. Singgah di sini dengan alasan menebar kedamaian. Namanya Rekson.
Saat menjelang kepergian kami dari Daruttauhid, kami berpapasan dengan Aa Gym, usai mengimami shalat jamaah. Kepada Rekson, Aa Gym bertanya, "itu kenapa wajahnya? Sakit?"
Rekson menjawab, "Bukan. Ini 212. Yakni, 2+1+2=5. Pancasila ada lima."
Aa Gym, yang saat itu sedang naik pamornya, melanggang meninggalkan kami berdua, bersama hilir mudik jamaah di Masjid Daruttauhid.
Aku tak tahu, di bulan lahirnya Pancasila ini, apakah Aa Gym ingat peristiwa itu? Aku pikir sudah lupa.
Ya, kita memang perlu belajar dari Wiro Sableng dengan Senjata Kapak Maut Naga Geni 212 Pancasila.
Selamat memeringati falsafah bangsa kita..
Hidup Nusantara...!!! Hati-hati dengan para tetangga. Mencuri dan main klaim adalah tindakan halal menurut agama mereka..

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html