Selama dianggap penghuni novel roman picisan
wajar korupsi subur setia.
Selama masih memisahkan
satu nyata dan seharusnya,
maklumkan derita ada.
Ketika hanya untuk dipuja,
transendenkan jauh di surga,
yang wujud imanen derita,
nafsu semu kepuasan,
serakah penghianat
pemeras dan bajingan koruptor
mengada karena alpanya.
Lihatlah, cinta kesepian di arsy singgahsana
tanpa manusia
pahami dan menurunkannya
kegelapan nyata dari bolos cahaya
kita adalah cermin retak
tak sempurna pantulkannya
jangan salahkan rimba
atau
jangan salahkan yang ada karena izin sang kuasa
kalau kau tak menyatuinya
Di Perjalanan, menuju Semanggi II, 12 Juni 2011
0 komentar:
Posting Komentar