Siang harinya, kawanku itu sadar dan terbangun. Ia heran dengan apa yang telah terjadi. Kenapa ia sampai sanggup menjadi aktor dalam kejadian semalam. Yang lebih mengherankannya, sikap si cewek yang ketakutan, ketika mnghadapinya. Mungkin karena pandangan umum yang menyatakan, orang mabok itu berbahaya. Jadi si cewek, sebagai orang awam ketakutan pula. Padahal, kata temanku itu, ia takkan berbuat macam-macam padanya, selain ingin bilang cinta dan meminta jawaban yang tertunda. Seterusnya paling nerocos dikit.
Aku tanya ke dia, "Bagaimana kau yakin takkan berbuat macam-macam saat itu?"
Kawanku menjawab, "Ah, kau juga masih awam ternyata. Kukira kau sudah khawasul khawas. Yang jelas ya berdasarkan pengalaman. Aku pernah mabok dan nembak cewek sebelumnya. Si cewek nolak dan malah ngajak ngobrol dan kasih nasihat.”
Kawanku itu juga bilang, dalam track record hidupnya juga jelas, dia tak pernah berantem atau berusaha melukai orang. Apalagi orang yang ia cinta. “Tapi ada untungnya juga kejadian gila itu. Sebab setelahnya aku jadi lega,” ujar kawanku menambahkan buru-buru.
"Oke kawan, semoga kau ikhlas menerima pemberian Tuhan ini. Penderitaanmu akan jadi kenangan di masa depan. Sementara bagi mereka yang menyia-nyiakanmu, kesenangan dan kebanggaan hanya akan jadi luka yang menyiksa. Kau Punya mimpi, jagalah mimpimu," begitulah aku menghiburnya. Lalu kuminta izin untuk menulis note ini. Dia mengizinkan dengan syarat tak menyebutkan identitasnya.
0 komentar:
Posting Komentar