Budaya Gendongan Bayi
“Fertil, Barakat, Ayom”
20- 29 Oktober 2017, 09.00- 16.00 WIB
Ruang Pameran Temporer Gedung B, Museum
Nasional Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.12, Gambir,
Jakarta Pusat
Gendongan bayi. Simbol cinta dan kasih
sayang mendalam dan universal. Manusia mengenal cinta melalui dunia gendongan
bayi. Bersandar pada dada dan punggung ibu. Mencium harum dan merasakan suhu
tubuhnya, merasakan perlindungan dan memahami makna cinta orang tuanya.
Selain memiliki makna kasih sayang yang
esensial untuk mempererat hubungan ibu dan anak dengan fungsi melindungi,
gendongan bayi memiliki kekayaan makna budaya. Di seluruh penjuru dunia
khususnya Asia, manusia menggunakan cara dan bentuk gendongan bayi yang
berbeda-beda dan berkaitan erat dengan pola asuh anak. Penggunaan keahlian
membordir, menjahit dan pemberian manik-manik dari wanita dari berbagai tempat
di dunia memperluas hiasan gendongan bayi, tak hanya menjadi ekspresi dari seni
budaya, juga manifestasi konkrit ekspresi kultural dari pengharapan terhadap
kesuburan, berkat, dan perlindungan
Pameran “Fertil, Barakat, Ayom-Budaya
Gendongan Bayi” (Fertility, Blessings and Protection- Cultures of Baby
Carriers) pada 20-29 Oktober 2017 merupakan kerjasama Museum Nasional
Prasejarah-Taiwan (National Museum of Prehistory-Taiwan) bersama Studiohanafi
dan Museum Nasional Indonesia. Pameran ini bagian dari tour internasional
setelah diselenggarakan di Taiwan dan New York-Amerika.
Pada pameran kali ini, Studiohanafi
memvisualkan pameran dengan pendekatan etnografi dan membahasakannya dalam
display kontemporer agar lebih dekat dengan publik saat ini. Sebanyak 27 karya
koleksi gendongan bayi dari National Museum Of Prehistory (NMP) akan diboyong
ke Indonesia bersanding dengan koleksi dari Museum Nasional Indonesia. Setiap
karya berisi uraian makna dan filosofi gendongan bayi dari sejarah, makna pola
hingga cara menggendong.
“Salah satu metode yang selalu kami
sertakan dalam program-program kesenian, khususnya pameran gendongan bayi ini
tak bisa kami luputkan dari penelitian etnografi. Maka, jauh-jauh hari sebelum
pameran ini dirancang seperti sekarang, kami dan pihak Taiwan melakukan kerja
etnografi selama beberapa waktu di Taiwan” tutur Hanafi yang melakukan riset ke
Taitung dan Taipei pada Agustus silam.
Melalui display kontemporer, Hanafi
bersama Enrico Halim (Aikon) akan mendesain ruang pamer temporer Museum
Nasional Indonesia menjadi bentuk rahim. Tak ada sudut yang tajam. Segalanya
lembut, nyaman dan halus.
Pengunjung akan memasuki ruangan dengan lantai kayu
yang mengambang. Melihat satu persatu koleksi gendongan bayi, foto, narasi teks
budaya dan video bersama iringan lagu pengantar bayi (lullaby). Ditambah, untuk
memperkuat tema sebagai pameran etnografi, pada salah satu ruang akan berisi
koleksi gendongan bayi dari Dayak-Kalimantan bersama sosok ibu yang menenun.
Selain gendongan bayi, pameran akan diisi oleh
pendamping acara berupa seminar antropologi tentang gendongan bayi Asia dan
pola asuh anak di suku-suku asli Indonesia dan Taiwan dengan tiga pembicara
sebagai narasumber antropolog dari Universitas Indonesia – Dr. Tony
Rudyansjah, M.A. dan Dr. Dave Lumenta, Ph.D dan Chi-Shan Chang, Ph.D
selaku Kurator dari National Museum of Prehistory- Taiwan.
“Kami tidak hanya ingin menampilkan pameran tapi juga
pengetahuan kepada publik seni Indonesia dan menjalin hubungan yang lebih
panjang dengan Taiwan melalui jalan kebudayaan” ungkap Hanafi.
Museum Nasional Prasejarah-Taiwan (NMP) menyambut baik
tur pameran istimewa ke Indonesia berdasarkan misi pertukaran budaya. Gendongan
bayi sebagai benda-benda buatan tangan yang amat halus secara bertahap menjadi
warisan budaya yang tak ternilai harganya. NMP mengutamakan pilihan
potongan-potongan yang sarat akan makna cinta serta berkah tentang kelahiran
dan membesarkan anak, dan berharap bisa memberi gambaran dengan baik kepada
para pengunjung di Museum Nasional, Indonesia.
“Taiwan sebagai titik awal, pameran istimewa ini akan
memungkinkan interaksi dan kolaborasi antara seni, budaya masyarakat, lembaga
akademik antara Taiwan dan Indonesia. Tujuan dari pameran ini adalah untuk
menyadarkan nilai universal tentang keadaan manusia “sejak tali pusar menopang
sampai ke gendongan bayi.” Tutur Chi-Shan Chang sebagai kurator National Museum
of Prehistory-Taiwan.
Budaya Gendongan Bayi
“Fertil, Barakat, Ayom”
20- 29 Oktober 2017, 09.00- 16.00 WIB
Ruang Pameran Temporer Gedung B, Museum Nasional
Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.12, Gambir, Jakarta Pusat
ARTISTIK
Hanafi
Enrico Halim
KURATOR
Chi-Shan Chang, National Museum of Prehistory-Taiwan
KARYA
27 koleksi gendongan bayi dari National Museum of
Prehistory-Taiwan, 6 koleksi kain gendongan bayi dari Museum Nasional
Indonesia. Karya lain: narasi teks, fotografi, video dan lagu.
PEMBUKAAN
Kamis, 19 Oktober 2017
Pukul 19.30 WIB
di Lobby Museum Nasional Indonesia
Pertunjukan “Ayun Ambing” oleh Lena Guslina dan Doddy
Satya Ekagustdiman
Diresmikan oleh:
Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Siswanto, Kepala Museum Nasional Indonesia
Chi Shan-Chang, Kurator National Museum of
Prehistory-Taiwan
Perwakilan, Taipei Economic and Trade Office (TETO)
Hanafi, seniman
PAMERAN
20-29 Oktober 2017
Pukul 09.00 – 16.00 WIB
di Ruang Pameran Temporer Gedung B, Museum Nasional
Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.12, Gambir, Jakarta Pusat
* Terbuka untuk umum dan bebas biaya
KONFERENSI PERS
19 Oktober 2017, 16.00 WIB
Pembicara:
Hanafi, seniman
Enrico Halim, seniman
Chi-Shan Chang, Kurator National Museum of Prehistory-Taiwan
Adinda Luthvianti, Art Program pameran
Ratu Selvi Agnesia, manajer pameran
Sari Wulandari, periset suku Dayak
Semi Ikra Anggara, stage manager
Milliya, keuangan dan administrasi
Lena Guslina, penampil
Doddy Satya Ekagustdiman, penampil
PROGRAM PUBLIK
- Seminar “Gendongan Bayi Asia”
Jumat, 20 Oktober 2017, 15.00 WIB di Ruang Seminar
Museum Nasional Indonesia
Narasumber:
Chi-San Chang (Kurator National Museum of
Prehistory-Taiwan),
Tony Rudjansyah (Antropolog)
Dave Lumenta (Antropolog)
Moderrator: Debra H.Yatim
* Terbuka untuk umum dan bebas biaya
Contact Person:
Ratu Selvi Agnesia (Selvi)
Art manager studiohanafi
www.studiohanafi.com