Selasa, 13 Juli 2010

Pasrah II


-->
Ini adalah lanjutan cerita Pasrah I. Masih tentang kisah mahasiswa sebelumnya. Namun demi memudahkan pemahaman, kita sebut saja mahasiswa tersebut dengan nama Riki (bukan nama sebenarnya).
Susah masih terus menghinggapi batang kehidupan Riki. Sebagimana diceritakan di bagian I, Riki telah mendapat kiriman dari orang tuanya. Tapi kiriman itu tak seberapa. Hanya cukup buat makan satu minggu. Itupun tanpa aksesoris lain, seperti rokok, kopi, cemilan dan sebagainya.
Karena itu ia belum berani tinggal di sebuah rumah kost. Takut tak mampu bayar. Berbagai peristiwa suka duka ia jalani. Dari menemukan barang-barang yang ia inginkan, difinah mencuri. hingga mendapat pacar yang baik dan pengertian. Riki menembak perempuan itu selang lima hari setelah berspekulasi ikut nge-kost bareng temannya. Ini terjadi begitu saja. Tanpa ada rencana dan tanpa ada aba-aba.
Riki mulai kesulitan mengatur kebutuhan hidup, kost-an dan pacaran. Tapi untungnya, perempuan yang menjadi pacarnya sangat baik dan pengertian. Bahkan ia berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup Riki. Begitu baik dan royalnya perempuan itu, membuat Riki lupa bahwa ia pernah miskin. Riki kemudian biasa menghabiskan uang sebesar 25.000/hari. Hal itu tak bisa ia kontrol dan membuat benak Riki ditumbuhi keheranan ganda. Dua buah keheranan yang berujung dua tanya.
Pertama, kenapa dirinya tak mampu menghemat uang? Padahal dulu ia bisa selama lebih empat bulan tanpa uang. Selalu ada kebutuhan yang tanpa disadarinya telah menghabiskan kocek sebanyak itu.
Kedua, darimana pacarnya mendapatkan uang? Riki tahu, pacarnya seorang yang kuliah sambil bekerja. Tapi kenapa pacarnya rela memberi uang sebanyak itu per hari? Dan kalau Riki menolak pemberian itu, pacarnya akan marah dan merasa tak dihargai. Riki pun serba salah. Hingga akhirnya sebuah peristiwa terjadi dan harus memisahkan hati mereka berdua. Orang ketiga datang ikut memerkeruh suasana. Pacar Riki selalu tak mau kalah.
Akhirnya putus sudahlah hubungan mereka berdua. Riki kembali dengan kesendirian. Dia harus memutar otak agar kebutuhan sehari-harinya cukup. Tambah lagi perkembangan jiwanya, memaksa Riki untuk mengontrak sebuah kamar kost sendiri. Ia pun pasrah pada Tuhan. Riki yakin, Tuhan telah menyediakan dana untuk kamar kost barunya ini. Dan benar. Enam bulan ia lewati, kamar kost-nya pun selalu terbayar. Walau kadang telat. Tapi itu biasa. Betul apa tidak ibu kost yang manis??? ;-)
Pada suatu hari, Riki merenung di tengah ramainya Kantin. Ia ingat akan kepasrahan yang memberinya kekuatan. Terus bertanya-tanya dengan pernyataan kawannya, “ketika kamu pasrah, bukan berarti kau tidak melakukan apa-apa. Otakmu tetap bekerja walau raga telah menghentikan pekerjaannya..”
Riki tetap belum paham maksud kalimat ini. Hingga akhirnya ia menjumpai sebuah peristiwa besar….
Berkorelasi ke Pasrah III

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html